AKSI: Apresiasi Karya Literasi
Nama Penulis : Adzra Nur Fadila
Kelas : 8B
Di sebuah desa tinggallah seorang anak bernama "SRIANTI DEA ALAMANDA" yang biasanya dipanggil Dea, Dea adalah anak yang rajin. Ia selalu bangun pagi untuk ke sekolah, sehingga banyak guru yang suka kepadanya. Di sekolah Dea dijuluki oleh temannya sebagai "Gadis sikutu buku" karena ia suka membaca buku, selain membaca buku ia juga suka menulis cerita.
Dea sangat disenangi banyak orang karena Dea anak yang ramah dan murah senyum, selain murah senyum Dea juga anak yang baik, ia sering membantu membantu orang tuanya dirumah. Dea juga sering membantu ibunya berdagang ketika ia sudah pulang sekolah. Dan pada suatu hari saat Dea sedang berbicara bersama teman - temannya di sekolah. Tiba tiba Dea dipanggil salah seorang guru. Tanpa basa basi Dea langsung menghampiri guru tersebut dan menanyakan mengapa guru itu memanggilnya, dan ternyata guru itu menawarkannya untuk ikut lomba menulis cerita, Dea pun sangat senang atas tawaran tersebut dan langsung menerima tawarannya.
Sepulang sekolah Dea pun langsung menulis ceritanya untuk dilombakan.Hari ke hari Akhirnya ceritanya selesai ditulis. Dan waktu yang ia tunggu telah tiba, dimana hari cerita itu akan ditampilkan. Setelah ceritanya selesai ditampilkan Dea merasa lega. Setelah selesai ditampilkan Dea diberi tahu salah seorang guru bahwa pengumuman pemenang lomba menulis cerita itu seminggu lagi. Dea pun langsung pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Dea kembali melakukan aktivitas seperti biasanya. Dea tetap melaksanakan tanggung jawabnya sebagai anak yang baik dan rajin. Kebiasaan ini lah yang menjadikan kepribadian Dea yang positif dan disayangi orangtuanya. Hobinya menulis menjadikan kesehariannya penuh dengan cerita yang tak sabar ingin dia sampaikan dalam tulisannya. Di sela-sela kesehariannya Dea teringat dengan perlombaan yang dia ikuti dan tak lupa berdoa agar ia mendapatkan juara dalam lomba menulis cerita.
Seminggu kemudian tibalah hari dimana pengumuman juara lomba menulis cerita diumumkan. Dea sangat deg degan dan grogi, akan tetapi saat pengumuman dimulai ternyata Dea tidak mendapatkan juara, Dea merasa sedikit kecewa, tapi dia tidak berputus asa. Dea pun bertekad jika ada lomba menulis cerita dia akan ikut dan ikut sampai mendapatkan juara.
Dan ternyata di rumah Dea juga selalu membuat cerita ketika ia pulang sekolah. Di rumah banyak karyanya yang ia simpan. Keesokan harinya saat dia hendak ke sekolah, Dea menyiapkan buku dan seragamnya untuk ke sekolah. Saat selesai bersiap siap Dea langsung berangkat ke sekolah diantar oleh ibunya. Dan saat akan belajar Dea baru menyadari bahwa buku pelajaran yang ia bawa ke sekolah salah bukannya buku pelajaran kimia tetapi buku cerita kesayangannya yang dimana didalamnya berisi cerita - cerita karangannya. Ketika Dea diberi tahu oleh teman temannya bahwa akan ada razia pengecekan tas dan buku Dea merasa panik karena buku pelajaran yang ia bawa salah. Dan pada saat razia pengecekan salah satu guru membaca buku cerita Dea dan guru tersebut tertarik dengan ceritanya dan memberi tahu guru guru lain dan menyarankan bahwa cerita Dea harus dilombakan.
Setelah cerita itu dibaca oleh guru guru salah satu guru memanggil Dea untuk ke kantor dan memastikan apakah cerita itu benar karangannya atau bukan, Dan ternyata cerita itu benar karangan Dea, Dan setelah diberi tahu cerita itu akan dilombakan Dea merasa senang.
Saat pulang sekolah dirumah ia langsung memberi kabar bahagia itu kepada ayah ibunya. Ayah dan ibunya juga merasa senang dan mendoakan Dea. Dea berterima kasih kepada ibunya karena sudah mendoakannya. Dan selain itu dia juga selalu berdoa agar mendapatkan juara pada lomba menulis cerita yang kedua kalinya. Setelah berhari hari menunggu, akhirnya pengumuman pemenangnya dimulai setelah menunggu berjam jam usahanya tidak mengkhianati hasil dan Dea mendapatkan juara 1 lomba menulis cerita tingkat provinsi. Orang tuanya bangga kepada Dea dan langsung memeluk Dea. Guru-gurunya pun bangga terhadap prestasi Dea.
"Tidak ada yang namanya gagal kan? hanya saja waktunya belum saat itu tetapi sekarang" ujar Dea dalam hati sambil senyum dan memeluk ibunya. Mulai hari itu, semangat Dea semakin besar untuk terus membuat cerita dari setiap kejadian yang dia laluli, ya....semua disampaikan pada setiap huruf yang disatukan menjadi kata,kata menjadi kalimat, dan menjadi alur yang indah dan pastinya tak terlupakan.
Adzra Nur Fadila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar