Oleh: Karto, S.Pd.,M.M.
Kordinator Kokurikuler SMPN 8 Toboali
Dalam prinsip pendekatan Pembelajaran Mendalam, refleksi adalah hal yang sangat penting mengingat prinsip-prinsip Pembelajaran Mendalam yaitu memberikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Pentingnya refleksi bagi murid agar mereka dapat memahami secara mendalam apa yang telah dipelajari, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri dalam proses belajar, serta mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti analisis dan evaluasi diri. Refleksi juga membantu siswa menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan terlibat aktif, serta memungkinkan mereka untuk menyampaikan aspirasi dan harapan kepada guru untuk perbaikan pembelajaran di masa depan.
Dalam program kokurikuler SMP Negeri 8 Toboali merencanakan dan melaksanakan Program Sarana Refleksi dengan Konten Edukasi (SAKTI). Kami merencanakan agar murid melakukan pembiasaan refleksi pembelajaran dengan mengintegrasikan antara proses belajar anak dan peningkatan kemampuan murid berkarya membuat konten edukasi dimedia sosial. Kenapa hal ini kami pilih dan kami upayakan?
Berdasarkan data BPS (2024), sebanyak 67,65% peserta didik usia 5–24 tahun menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Dari segi tujuan, 90,76% dari peserta didik menggunakan internet terutama untuk hiburan, bukan konten edukatif. Selain itu, survei Neurosensum (2021) menyebut bahwa 87% anak Indonesia sudah mengenal media sosial sebelum usia 13 tahun, dan rata-rata mulai aktif sejak usia 7 tahun, (Antaranews.com).
Jika sekolah tidak segera mengambil tindakan pada perkembangan pesat media sosial ini, maka konten-konten edukasi tidak akan pernah menjadi konsumsi anak-anak kita. Mereka akan lebih terfokus dan dihadirkan konten-konten hiburan bahkan konten-konten dewasa yang seharusnya tidak menjadi konsumsi anak-anak ini. Karena apa? karena produksi konten edukasi dari kalangan guru dan muridpun masih sangat minim. Maka dari itu, kami merasa perlu adanya upaya meng'fyp'kan konten edukasi agar paling tidak satu dari lima konten yang di scroll anak pada media sosialnya adalah konten yang bermakna edukasi didalamnya lewat produksi-produksi konten yang kita upayakan.
Ada 5 Tujuan utama kokurikuler ini yaitu,
- membekali murid keterampilan membuat konten edukasi yang kreatif, inspiratif, dan bermakna,
- menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan komunikasi melalui media digital,
- membiasakan murid mengekspresikan pengetahuan dengan kalimat reflektif 'Hari ini aku tahu bahwa...',
- meningkatkan kolaborasi, kreativitas, dan etika digital di kalangan murid.
- menghasilkan karya konten edukasi murid yang dapat dipublikasikan secara internal maupun eksternal sekolah.
Apakah program ini hanya main-main saja?
tentu tidak, isi konten yang akan di publish adalah konten edukasi. Materinya tentu harus diperoleh dengan membaca, berdiskusi sesama murid dan guru, mengulik informasi dan ilmu pengeetahuan tertentu, setelahnya baru disampaikan secara reflektif lewat konten di media sosial dengan editing yang menarik.
tentu tidak, isi konten yang akan di publish adalah konten edukasi. Materinya tentu harus diperoleh dengan membaca, berdiskusi sesama murid dan guru, mengulik informasi dan ilmu pengeetahuan tertentu, setelahnya baru disampaikan secara reflektif lewat konten di media sosial dengan editing yang menarik.
Kami bangun program ini dengan keyakinan, jika ini konsisten dilaksanakan, murid akan senantiasa terbiasa merangkum, merefleksi, mengulang, mengingat apa yang mereka pelajari setiap harinya. Maka dari itu, mulai dari diri sendiri mari kita gemakan dan ramaikan konten-konten edukasi dengan hashtag #HariIniAkuTahuBahwa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar