Bagaimana pembelajaran di sekolah-sekolah sekarang? apakah rasanya masih sama saja baik bagi guru, murid maupun orang tua murid? masihkah banyak orang tua murid menganggap bahwa nilai akademik menjadi patokan mutlak keberhasilan murid dimasa ini maupun dijadikan prediksi kesuksesan karir murid di masa depan? Ketika paradigma berpikir ini terus dibina, maka peluang membangun ketakutan orang tua murid akan terus tercipta. Dampaknya, orang tua akan melarang anak-anaknya untuk mengembangkan bakat anak demi fokus pada hal akademik saja.
Mari kita sama-sama merenungi, berapa banyak gitar yang dipatahkan orang tua, alat lukis yang terbuang, suara emas yang terbungkam, ketika disela-sela waktu belajar akademik anak-anak ini menyempatkan diri main gitar, melukis, menyanyi dikamar masing-masing lalu ketahuan orang tuanya sambil berteriak, ‘yang kau lakukan tidak dapat membantumu lulus sekolah, tinggalkan itu!’. Sekolah harus segera ambil tindakan untuk menjembatani permasalahan ini. SMP Negeri 8 Toboali menghadirkan Talent Week untuk sedikit memberi ruang kepada murid dalam mewadahi murid mengenali apa bakat mereka dan sedikit demi sedikit mulai mengembangkannya.
Selalu terpikirkan
dalam benak saya, jika sekolah enggan
mewadahi, bagaimana anak-anak ini akan bekerja, berusaha, berbisnis, sesuai passion-nya masing-masing nanti jika
hal-hal yang menjadi keinginan positifnya dihambat atau bahkan sama sekali
tidak difasilitasi di sekolah. Maka tidaklah heran dimasa sekarang bahkan
dimasa depan kita akan tetap krisis sumber daya manusia yang bercita-cita
menjadi pengusaha, menjadi apa yang sesuai keinginan mereka.
Bagi saya, sekolah haruslah menjadi tempat yang menyenangkan, bukan hanya tentang Ice Breaking, tulisan-tulisan menarik, jargon-jargon tertentu, namun sekolah harus mampu membangun program sebagai wadah pengamatan intens untuk mengamati potensi murid selain dalam hal akademik tentunya. Sekolah harus hadir, memberi garansi kepada orang tua bahwa anak-anak yang memiliki kemampuan spesial dalam hal non akademik juga menjadi perhatian serius bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai bekalnya nanti menjalani kehidupan.
Maka dari itu, dengan sinergitas Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, para guru, dan staf tata usaha, dan paguyuban orang tua, SMP Negeri 8 Toboali terus berjuang menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan bakat-bakat murid. Komitmen ini perlu terus ditingkatkan lewat perjuangan para guru dan siswa, program Talent Week dan keikutsertaan dalam berbagai ajang talenta yang diselenggarakan pemerintah maupun instansi lainnya.
Keikutsertaan dalam berbagai ajang ini juga menjadi perhatian sekolah. Faktanya, sebelum ada Talent Week ini, kami sekolah kecil di pedesaan ini sangat kesulitan mencari bakat-bakat yang akan diikutkan dalam ajang-ajang talenta BPTI seperti GSI, FLS3N, O2SN. Sekarang, hampir semua ajang kami memiliki perwakilan murid dan terus berkembang sembari terus mengevaluasi program Talent Week ini. Bersama anak kami Geo Awenda yang duduk di kelas 8, kami berhasil juara 1 lomba Video pendek 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Se Bangka Belitung dan melaju ke tingkat Nasional. Club bola anak kami yang bernama Jungle Boy, juga berhasil meraih juara III tingkat kecamatan pada ajang GSI dengan mengirimkan 3 anak yaitu Dasviko, Raka, dan Pasha Maulana masuk kedalam squad Kabupaten. Ajang lain sedang menunggu pengumuman. Namun fokus kami sebenarnya bukanlah pada hasil, tapi keikutsertaan terlebih dahulu. Ini sangat penting dalam membangun motivasi jangka pendek bagi para murid tentunya. Menang kalah adalah proses, sebuah proses pendewasaan diri.
Evaluasi tentu ada, dari mulai perencanaan dan pelaksanaan program ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan belum sepenuhnya mengakomodir bakat murid,waktu, dan efektifitasnya. Namun saya yakin, dengan kolaborasi bersama, formula yang lebih efektif akan dapat kita hasilkan pada program andalan SMP Negeri 8 Toboali di tahun ajaran baru nanti. Bersyukur sekali saya dapat bergabung dengan guru-guru SMP N 8 Toboali dengan gilanya berkarya dan jiwa juang yang tinggi dalam mengembangkan bakat anak.
"Jangan ragu kawan, kita sudah dijalannya, tinggal membenahi sedikit jalan berlubang didepan, agar perjalanan semakin lancar. Perjuangan ini harus tetap berlanjut!"
Mari sekolah di SMP N 8 Toboali, jadilah bagian dari Arunika di Kaki Gunung Muntai.
Penulis : Karto, S.Pd.,M.M.
Guru di SMP Negeri 8 Toboali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar